rangkaian pengkondisi sinyal (rangkaian inverting)
· Pengkondisi
sinyal
Bermacam-macam rangkaian pengkondisi sinyal (rangkaian penguat pembalik) transduser yang diperlukan untuk
mantransformasi bermaca-macam variabel dinamik dalam sistem kontrol proses ke
listrik analog menghasilkan bermacam-macam karakteristik sinyal resultan.
Pengkondisi sinyal digunakan untuk mengkonversinya ke bentuk yang susuai dengan interface dengan elemen-elemen
yang lain dalam loop kontrol proses. pada konversi analog, dimana output
dikondisikan pada sinyal analog.
Dimana mempunyai
prinsip kerja daripada pengkondisi sinnyal adalah sebuah transduser mengukur suatu variabel
dinamik dengan mengkonversinya kedalam sinyal elektrik. Untuk mengembangkan
transduser seperti ini, banyak dipengaruhi oleh kondisi alam sehingga hanya ada
beberapa tipe yang dapat digunakan untuk mendapatkan hasil yang sesuai.
Efek pengkondisi sinyal sering
dinyatakan dengan fungsi alihnya (transfer
function). Dengan istilah ini kita menghubungkan efek yang ditimbulkan
dengan sinyal input. Jadi, sebuah amplifier sederhana mempunyai fungsi alih
dari beberapa konstanta yang, ketika dikalikan dengan tegangan input,
memberikan tegangan output.
Metode paling sederhana dari pengkondisi sinyal
adalah pengubahan level sinyal. Contoh yang paling umum adalah untuk penguatkan
atau pelemahkan level tegangan. Secara umum, aplikasi kontrol proses dihasilkan
dalam variasi sinyal frekuensi rendah secara lambat dimana amplifier respon d-c
atau frekuensi rendah bisa dipakai. Suatu faktor penting dalam pemilihan sebuah
amplifier adalah impedansi input yang amplifier tawarkan kepada transduser
(atau elemen-elemen lain yang menjadi input).
· Op-Amp
Operasional
amplifier (Op-Amp) adalah suatu penguat berpenguatan tinggi yang
terintegrasi dalam sebuah chip IC yang memiliki dua input inverting dan
non-inverting dengan sebuah terminal output, dimana rangkaian umpan balik dapat
ditambahkan untuk mengendalikan karakteristik tanggapan keseluruhan pada
operasional amplifier (Op-Amp). Pada dasarnya operasional amplifier (Op-Amp)
merupakan suatu penguat diferensial yang memiliki 2 input dan 1 output. Op-amp
ini digunakan untuk membentuk fungsi-fungsi linier yang bermacam-mcam atau
dapat juga digunakan untuk operasi-operasi tak linier, dan seringkali disebut
sebagai rangkaian terpadu linier dasar. Penguat operasional (Op-Amp) merupakan
komponen elektronika analog yang berfungsi sebagai amplifier multiguna dalam bentuk
IC dan memiliki simbol sebagai berikut :
Gambar 1.1 symbol Op-amp
· Sensor
Tekanan
Sensor Tekanan diciptakan untuk
mengukur tekanan suatu zat yang memiliki tekanan sangat kecil sehingga sulit
untuk diukur apabila menggunakan alat pengukur biasa. Dalam pelajaran Science,
kita mengenal adanya alat pengukur untuk suatu benda. Seperti contoh
thermometer sebagai alat untuk mengukur suhu, anemometer untuk mengukur kecepatan
angin dan speedometer untuk mengukur kecepatan suatu benda. Tekanan yang
dilambangkan dalam huruf (p) adalah satuan fisika untuk menyatakan gaya, yang
dilamabangkan dengan (F) persatuan luas, yang dilambangkan dengan (A). Satuan
tekanan sering digunakan untuk mengukur kekuatan atau tekanan dari unsur zat
yaitu berupa cairan dan gas. Fungsi dari sensor tekanan sebenarnya
adalah untuk mengubah tekanan menjadi induktasi.
Gambar 1.2 Sensor Tekanan
Sensor tekanan mempunyai prinsip kerja yang
sedikit rumit. Pertama, perubahan tekanan pada kantung menyebabkan perubahan
posisi inti kumparan sehingga menyebabkan perubahan induksi magnetic pada
kumparan. Kumparan yang digunakan adalah kumparan CT ( center tap). Dengan
demikian, apabla inti mengalami pergeseran, maka induktasi pada salah satu
kumparan bertambah, namun menyebabkan kumparan yang lain berkurang. Untuk
mengukur tekanan statis atau tinggi suatu cairan dapat ditentukan dengan rumus
(P = d.g.h). Untuk keterangannya, (p) adalah tekanan statis (pascal) sementara
(D) adalah kepadatan cairan (km/m3), lalu (G) adalah konstanta gravitasi ( 9,81
m/s2) dan (H) adalah tinggi cairan (M).
Prinsip kerja dari sensor tekanan itu sendiri adalah mengubah tegangan
mekanik menjadi listrik. Kurang ketegangan didasarkan pada prinsip bahwa
tahanan pengantar berubah dengan panjang dan luas penampang. Daya yang
diberikan pada kawat itu sendiri menyebabkan kawat menjadi bengkok. Sehingga
menyebabkan ukuran kawat berubah dan mengubah ketahananya. Ada beberapa fungsi
lain dari sensor tekanan. Applikasi sensor tekanan adalah sebagai pemantau
cuaca yang sering berubah-ubah. Digunakan dipesawat terbang untuk mengukur
tekanan angina yang berada didalam band pesawat terbang, lalu yang terakhir
adalah pengukur tekanan udara pada ruangan tertutup. Tiga fungsi ini adalah
fungsi umum dari sendor tekanan yang sering ditemui oleh masyarakat namun
masyarakat belum mengetahui cara kerja dari pengukur tekanan tersebut.
· RANGKAIAN
INVERTING OP-AMP
Rangkaian
inverting adalah ragkaian op-amp dimana output dari op-amp akan berbeda phase terbalik
dari inputan rangkaian penguat pembalik sinyal masukkan diberikan melalui
sebuah resistor masukkan (Ri) yang dihubungkan secara seri terhadap masukkan
pembalik (inverting input) yang disimbolkan dengan (-). sinyal keluaran penguat
operasional pada rangkaian penguat pembalik (inverting amplifier) diumpan
balikan melalui (Rf) kemasukkan yang sama.
Gambar
1.3 Op-amp Inverting
pada prinsip
sebuah penguat operasional (operational amplifier) ideal memiliki impedansi
masukan yang sangat besar hingga dinyatakan sebagai impedansi masukkan tak
terhingga (infinite input impedance). kondisi penguat operasional yang memiliki
impedansi masukkan tak terhingga tersebut menyebabkan tidak adanya arus yang
melewati masukkan membalik (inverting input) pada penguat opersional.
keadaan tak berarus pada masukkan membalik tersebut membuat tegangan jatuh
diantara masukkan membalik dan masukkan tak membalik bernilai 0Volt. kondisi
tersebut menunjukan bahwa tegangan pada masukkan membalik adalah bernilai 0Volt
karena kondisi masukkan tak membalik (non-inverting input) yang di hubungkan ke
ground. kondisi masukkan membalik (inverting input) yang memiliki tegangan
0Volt tersebut dinyatakan sebagai ground semu (Virtual Ground).
Gambar 1.4 virtual ground pada Op-amp
Gambar 1.5 arah aliran
arus
untuk mencari
Vout maka rumus yang di perlukan adalah:
BAB II
PERANCANGAN ALAT
·
Gambar
Bagan
gambar 2.1 Bagan Rangkaian pengkondisi sinyal
|
Diatas adalah
gambar bagan dari pengkondisi sinyal yang saya buat dimana input saya
terdiri dari sensor tekanan MPX100 kemudian dari input ke sistem pengkondisi
sinyal yang terdiri dari du buah Op-amp inverting dan outputan berupa buzzer
atau alaram.
·
Gambar
Simulasi
Gambar
2.2 simulasi rangkaian
Gambar diatas
adalah simulasi yang kami lakukan pada multism dengan menggunakan dua op-amp
inverting agar outputannya bernilai positif dan kami menggunakan ic LM324 dan R1 menggunakan resistor 470 ohm sedangkan
R2 menggunakan 2K8 ohm sesaui dengan perhitunga dan R3,R4 dibuat sama karena
op-amp ke dua hanya untuk membalikkan phase. Berikut perhitungan untuk R1 dan
R2 yang telah kami hitung :
Misal saya ingin
tekanan sensor 50kp maka output tegangan dari sensor adalah 2V dan ingin
ouputan dari rangkaian sebesar 12V
Maka :
0
50kp
0
2V
Maka :
12
= m.2 + Voffset
12
= m.2 + 0
m
= 12/2 = 6
Kita tentukan R1 misal 470
Maka :
R2
= 470 x 6
= 2820 atau dibulatkan menjadi 2k7 karena
Resistor dipasaran tidak ada 2820
Jadi R1 = 470 ohm
R2 = 2K7 ohm
R3,R4 = 470 ohm (bebas
asalkan sama nilainya)
R5 = 1K
BAB III
LANGKAH PEMBUATAN
LANGKAH
KERJA :
A. Tahap
merancang
1. Rancanglah
Op-amp sebagai sistem pengkondisi sinyal inverting.
2. Carilah
nilai dari pada R2 sesuai input yang diinginkan dan output yang diinginkan.
3. Simulasikan
dengan multism untuk memastikan perhitungan kita benar.
B. Tahap
Merakit
1. Buatlah
layout dari langkaian dahulu dengan deeptrace atau software lainnya.
Gambar 3.1 layout PCB
2. Setelah
itu print layout yang sudah selesai di buat pada kertas HVS atau sebagainya.
3. Setelah
itu fotocopy-kan layout tadi pada kertas gloosy
4. Potong
kertas gloosy yang sudah ada fotocopy-an dari layout sesuai ukuran
5. Potong
juga PCB dengan penggaris dan cutter
sesai dengan kebutuhan layout.
6. Sablonkan
gambar tadi pada PCB dengan bantuan strika.
7. Stelah
proses penyablonan selesai tracing lagi layout yang kurang bagus dengan
menggunakan spidol permanent .
8. Kemudian
buat larutan ferrit setelah itu masukkan pcb pada larutan tersebut hingga pcb
terlarut dan membentuk layout.
9. Cuci
PCB hingga bersih kemudian gosok dengan pasir hingga spidol ataupun tinta sablon
hilang
10. Bor
pcb sesuai dengan layout
11. Pasang
komponen dan kabel pada layout pcb
12. Solder
kaki-kaki komponen dan rapikan dan pastikan sudah sesuai denga layout (tidak
ada yang short )
C. Tahap
Pengetesan
1. Siapkan
Alat ukur dan power supply
2. Hubungkan
vcc denga power supply +12v
3. Hubungkan
Vee dengan -12 volt dan GND dengan GND
4. Hubungkan
Vin dengan tegangan 2V
5. Ukur
dengan Avo pada output rangakain jika keluar 12 atau sesuai dengan perhitungan
berarti rangkaian sudah benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar